31 Okt 2012

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Link
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Link
Posted by medica chemistry On 01.40 1 comment READ FULL POST
google books downloader download di sini
Mendeley Desktop download di sini
Posted by medica chemistry On 01.04 No comments READ FULL POST

10 Okt 2012

Software lanjut
e-Book lanjut
Hiburan
Posted by medica chemistry On 03.34 No comments READ FULL POST
Kesehatan dan Kedokteran

A
A Textbook Of Modern Toxicology
Aacn Essentials Of Critical Care Nursing Pocket Handbook
Acute Stroke Nursing\
Adult Cardiac Surgery: Nursing Care And Management
Advanced Practice Nursing in Rehabilitation Nursing
Advanced Practice Nursing: Emphasizing Common Roles 2nd Edition
Advanced Practice Nursing: Core Concepts For Professional Role Development 3rd Edition
Advanced Practice Nursing: Essentials For Role Development
Advancing Your Career: Concepts Of Professional Nursing
Adverse Drug Effects-A Nursing Concern
Anacs Core Curriculum For Hiv Aids In Nursing
Annual Review Of Nursing Education Volume 6, 2008: Clinical Nursing Education

B

C
Cancer In Children And Young People Acute Nursing Care
Capturing Nursing History: A Guide To Historical Methods In Research
Clinical Coach For Effective Perioperative Nursing Care
Clinical Teaching Strategies In Nursing
Coeliac Disease: Nursing Care And Management
Comprehensive Nursing Care For Parkinsons Disease
Comprehensive Nursing Care In Multiple Sclerosis
Critical Care Nursing Of Older Adults: Best Practices
Cultural Awareness In Nursing And Health Care: An Introductory


D
Drug Benefits and Risks: International Textbook of Clinical Pharmacology

E

Emergency Airway Management
Emergency Triage Assessment And Treatment (ETAT) Manual For Participants
Evidence-Based Practice in Nursing & Healthcare: A Guide to Best Practice
Expertise In Nursing Practice: Caring, Clinical Judgment and Ethics


F
Family Health Care Nursing_Theory, Practice, And Research

G


H

Harper's Illustrated Biochemistry
Health Care Emergency Management Principles And Practice
Heart Failure: A Clinical Nursing Handbook
Hospital Emergency Response Teams: Triage For Optimal Disaster Response


I


J


K


L


M


N


O


P


Q


R


S


T
Textbook of Medical-Surgical Nursing_Brunner and Suddarth

U


V


W


X


Y


Z





KIMIA

Advanced Dairy Chemistry Volume 2 Lipids-3rd Edition download di sini
An End to Global Warming download di sini
Buku Ajar-Perpindahan Panas download di sini
CRC handbook of Laboratory Safety-5th Edition download di sini
Kimia Anorganik-Taro Saito download di sini
Posted by medica chemistry On 03.30 No comments READ FULL POST

MDGs yang diformulasikan secara bersama pada tingkat global, dalam beberapa aspek bisa saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah. Pencapaian tujuan MDGs sebagian besar berada di pundak pemerintah propinsi dan kabupaten. Seperti terlihat pada Gambar 9.1, kabupaten dengan mantap mulai mengambil alih lebih banyak pengeluaran rutin pemerintah38.

Jadi Pemerintah daerah seharusnya dapat lebih berperan?
Tentu saja. Masalah informasi jelas masih menjadi kendala. BPS memang mengumpulkan data sejumlah informasi di tingkat kabupaten. Namun, tidak mencakup hingga tahun 1990 sehingga menyulitkan penetapan target 2015. Hal tersebut tidak menjadi masalah, selama propinsi-propinsi dan kabupaten-kabupaten memikirkan cara terbaik untuk pencapaian MDGs, tidak hanya di tingkat kabupaten, namun sampai ke desa-desa.

Betulkah? Apakah kita dapat mengukur semua ini di sebuah desa?
Ya, tetapi tidak harus orang luar yang melakukannya. Penduduk sebuah desa bisa sepakat memilih apa saja dari tujuan MDGs yang menjadi prioritas mereka, termasuk memantau dan mempercepat pencapaiannya. Misalnya, ketika kekurangan gizi menjadi persoalan yang dicemaskan, mungkin perlu memastikan bahwa puskesmas selalu menimbang semua anak-anak. Anda kemudian dapat menambahkan semua informasi yang dibutuhkan untuk mencermati apakah angka kekurangan gizi meningkat atau menurun. Dan yang lebih penting, anda bisa sepakat tentang apa yang harus dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut.

Misalnya?
Anda dapat memeriksa bagaimana anak-anak yang lambat pertumbuhannya, memperoleh makanan dan mungkin dapat memberikan saran atau dukungan kepada para ibu. Apakah semua anak bersekolah? Hal ini akan mudah diketahui dari buku pendaftaran di sekolah. Jika TBC menjadi masalah, mungkin anda dapat mencoba untuk melakukan tes pada sebanyak mungkin orang dan kemudian memulai pengobatan. Apakah perempuan meninggal karena persalinan? Bagaimana dengan pengawasan tentang berapa banyak perempuan hamil yang mendatangi klinik-klinik pada masa pra-persalinan. Begitu juga apakah mereka telah memiliki persiapan untuk menghadapi keadaan darurat.

Tampaknya, banyak yang harus dilakukan
Anda tidak harus mencoba melakukan semuanya sekaligus. Anda dapat memulai dengan sejumlah prioritas, kemudian melakukan aksi. Bagi MDGs, semangat lebih penting ketimbang rinciannya. Jika masing-masing kabupaten atau komunitas mulai melakukan aksi, maka secepatnya akan terjadi perbaikan. Tahun 2015 tinggal delapan tahun lagi, namun kita bisa melakukan banyak hal dalam waktu delapan tahun.

Sudahkah selesai kita?
Ya, untuk kali ini bincang-bincang kita akhiri dulu di sini. Tetapi, apabila anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak, anda bisa membaca dari daftar bacaan berikut
Posted by medica chemistry On 02.55 No comments READ FULL POST

9 Okt 2012

Perkembangan sistem Informasi hendaknya mempermudah akses/ pekerjaan, hal ini menjadi tantangan bagi sebua pihak. IT yang dikembangkan menuntut manusia untuk belajar mengikuti perkembangan yang semakin hari semakin "Mudah". namun kata mudah ini baru dirasakan oleh beberapa pihak/ orang saja, yang lainnya beranggapan cara konvensional lebih mudah. Jika kita mau melihat lebih luas bagaimana peran IT mengubah tatanan hidup manusia, seharusnya kitapun bisa mengikuti perkembangan itu, karena IT tercanggih di dunia adalah yang ada di fikiran kita.
Begitu pula sistem informasi di bidang keperawatan, bagi orang awam (saya dahulu) IT tak begitu terlihat manfaatnya bagi bidang keperawatan. setelah mendalami disiplin ilmu keperawatan, muncul banyak aspek dari ilmu ini yang ternyata memerlukan menejemen. Aspek inipun telah lama dipandang oleh pihak-pihak inovator perangkat lunak, yang merupakan pengembang IT. Dengan inovasi mereka, terciptalah berbagai kemudahan dibidang keperawatan untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu keperawatan itu sendiri.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemudahan mengakses sesuatu untuk peningkatan mutu dapat kita capai dengan mudah dengan kita mau mempelajari lebih jauh hal-hal di sekitar kita, khususnya IT.
Posted by medica chemistry On 21.25 No comments READ FULL POST

Target 7A: "Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program negaraserta mengakhiri kerusakan sumberdaya alam"
Indikator pertama adalah proporsi lahan berupa tutupan hutan. Berdasar citra satelit, jumlahnya sekitar 49,9%, atau bahkan mungkin sudah lebih rendah dari angka tersebut. Namun citra Landsat merupakan citra satelit dengan resolusi rendah dan mungkin tidak terlalu sesuai untuk melacak perubahan. Indikator lain adalah rasio kawasan lindung untuk mempertahankan keragaman hayati. Pada 2006 rasio tersebut adalah 29,5% meskipun sebagian dari jumlah tersebut telah dirambah.
Sejauh ini, angka terkini tentang emisi karbon dioksida per kapita adalah 1,34 sedangkan konsumsi bahan-bahan perusak lapisan ozon masih pada tingkat 6.544 metrik-ton. Proporsi rumah tangga yang menggunakan bahan bakar padat pada 2004 adalah 47,5%.

Target 7B: "Mengurangi laju hilangnya keragaman hayati, dan mencapai pengurangan yang signifikan pada 2010"
Belum ada data terbaru mengenai hal ini

Target 7C: "Menurunkan separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki akses yang berkelanjutan terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar pada 2015"
Pada tahun 2006, 57,2% penduduk memiliki akses terhadap air minum yang aman dan meskipun masih ada jarak, kita hampir berhasil untuk mencapai target 67%. Untuk sanitasi kita nampaknya telah melampaui target 65%, karena telah mencapai cakupan sebesar 69.3%, meskipun banyak dari pencapaian ini berkualitas rendah.

Target 7D: "Pada 2020 telah mencapai perbaikan signi_ kan dalam kehidupan (setidaknya) 100 juta penghuni kawasan kumuh"
Meskipun 84% rumah tangga telah memiliki hak penguasaan yang aman, baik dengan memiliki ataupun menyewa, namun jumlah komunitas kumuh yang memiliki akses terbatas pada layanan dan keamanan semakin meningkat.

Posted by medica chemistry On 20.15 No comments READ FULL POST

Target 2A: “Memastikan bahwa pada 2015 semua anak di manapun, laki-laki maupun perempuan,
akan bisa menyelesaikan pendidikan dasar secara penuh”

Terdapat dua indikator yang relevan. Pertama, untuk tingkat partisipasi di sekolah dasar, Indonesia telah mencapai angka 94,7%. Berdasarkan kondisi ini, kita dapat mencapai target 100% pada 2015. Indikator kedua berkaitan dengan kelulusan, yaitu proporsi anak yang memulai kelas 1 dan berhasil mencapai kelas 5 sekolah dasar. Untuk Indonesia, proporsi tahun 2004/2005 adalah 81%. Namun, sekolah dasar berjenjang hingga kelas enam. Karena itu, untuk Indonesia lebih pas melihat pencapaian hingga kelas enam. Jumlahnya adalah 77% dengan kecenderungan terus meningkat. Artinya, kita bisa mencapai target yang ditetapkan. Data kelulusan yang digunakan dalam laporan ini berasal dari Departemen Pendidikan Nasional berdasarkan data pendaftaran sekolah. Berbeda dengan Susenas (2004), yang menghitung angka yang jauh lebih besar, yaitu sekitar 95%.
Indikator ketiga untuk tujuan ini adalah angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun. Dalam hal ini, nampaknya kita cukup berhasil dengan pencapaian 99,4%. Meskipun demikian, kualitas melek huruf yang sesungguhnya mungkin tidak setinggi itu karena tes baca tulis yang diterapkan oleh Susenas terbilang sederhana.
Posted by medica chemistry On 20.14 No comments READ FULL POST

Target 5A: "Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 dan 2015."
Data tersedia yang terdekat dengan tahun 1990 berasal dari tahun 1995. Berdasarkan datadata tersebut, target yang harus dicapai adalah 97. Melihat kecenderungan saat ini, Indonesia tidak akan mencapai target.
Indikator kedua yaitu proporsi persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, saat ini menunjukkan angka 73%.

Target 5B: "Mencapai dan menyediakan akses kesehatan reproduksi untuk semua pada 2015"
Penggunaan kontrasepsi oleh wanita usia 15-49 tahun meningkat menjadi 61.0%. Perawatan antenatal juga mengalami peningkatan. Akan tetapi, dengan keterbatasan data, sulit untuk mengukur sejauh mana pencapaian target akses untuk kesehatan reproduksi
Posted by medica chemistry On 20.13 No comments READ FULL POST

Target 4A: "Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya antara 1990 dan
2015"
Karena itu, indikator utama tujuan ini adalah angka kematian anak di bawah lima tahun (balita). Target MDGs adalah untuk mengurangi dua pertiga angka tahun 1990. Saat itu, jumlahnya 97 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Target saat ini adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Dengan demikian, Indonesia cukup berhasil.
Indikator kedua adalah proporsi anak usia satu tahun yang mendapat imunisasi campak. Angka ini telah meningkat,menjadi 72% untuk bayi dan 76% untuk anak dibawah 23 bulan pada 2006, namun perlu lebih ditingkatkan lagi.
Posted by medica chemistry On 20.13 No comments READ FULL POST

Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan,
lebih baik pada 2005, dan di semua jenjang pendidikan paling lambat tahun 2015
Yang menjadi indikator utama adalah rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi. Disini Indonesia tampaknya sudah mencapai target, dengan rasio 100% di sekolah dasar, 99,4% di sekolah lanjutan pertama, 100,0% di sekolah lanjutan atas, dan 102,5% di pendidikan tinggi.
Indikator kedua adalah rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki untuk usia 15-24 tahun. Disini pun, tampaknya kita telah mencapai target dengan rasio 99,9%. Indikator ketiga adalah sumbangan perempuan dalam kerja berupah di sektor non-pertanian. Disini kita masih jauh dari kesetaraan. Nilainya saat ini hanya 33%.
Indikator keempat adalah proporsi perempuan di dalam parlemen, dimana proporsinya saat ini hanya 11,3%.
Posted by medica chemistry On 20.12 No comments READ FULL POST

Target 1A: “Menurunkan proporsi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan menjadi setengahnya antara 1990-2015”
Menggunakan garis kemiskinan nasional, angka kemiskinan Indonesia pada 1990 adalah 15,1%. Dasar penghitungan berubah pada 1996, sehingga sebenarnya data setelah itu tidak bisa begitu saja dibandingkan dengan data-data dari tahun-tahun sebelumnya. Seandainya kita menggunakan dasar penghitungan saat ini, angka pada 1990 akan sedikit lebih tinggi dari 15,1%. Namun, karena belum ada perhitungan ulang, laporan ini menggunakan angka 15,1%. Pada 2006, terjadi peningkatan kemiskinan yang kemudian sedikit menurun pada 2008 menjadi 15,4%. Mencermati berbagai kecenderungan akhir-akhir ini, seharusnya masih mungkin untuk mengurangi kemiskinan menjadi 7,5% pada 2015. Sementara, menggunakan garis kemiskinan 1 dollar per hari, situasi sepenuhnya berbeda. Berbasiskan ukuran tersebut, Indonesia telah mencapai target karena berhasil mengurangi tingkat kemiskinan dari 21% (1990) menjadi7,5% pada 2006.
Dua indikator lain memberikan informasi pelengkap. Indikator yang lebih rumit adalah ”rasio kesenjangan kemiskinan (poverty gap ratio)” yang mengukur perbedaan antara penghasilan rata-rata penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Pada 1990 rasio-nya adalah 2,7% dan 2,8% pada 2008, menunjukkan bahwa situasi penduduk miskin belum banyak mengalami perubahan. Indikator yang lebih sederhana adalah indikator penyebaran penghasilan: total jumlah konsumsi penduduk termiskin secara nasional adalah 20%. Ini pun belum banyak berubah. Antara tahun 1990 dan 2008, angkanya berada pada sekitar 9%.

Target 1B: “Meneydiakan seutuhnya Pekerjaan yang produktif dan layak, terutama untuk perempuan dan kaum”
muda
Untuk mengukur kemajuan pencapaian target ini, empat buah indikator digunakan; yaitu: (i) pertumbuhan PDB per proporsi jumlah pekerja/ produktivitas pekerja, (ii) rasio pekerja terhadap populasi, (iii) proporsi pekerja yang hidup dengan kurang dari $1 per-hari/ pekerja miskin dan (iv) proporsi pekerja yang memiliki rekening pribadi dan anggota keluarga bekerja terhadap jumlah pekerja total/ pekerja rentan.
Kemajuan pencapaian target ini diindikasikan dengan semakin tingginya rasio, yang artinya semakin tingginya angkatan kerja yang mendapatkan pekerjaan. Data terakhir terkait pekerja miskin di Indonesia adalah 8,2% (2006), dan belum beranjak jauh dari pencapaian tahun 2002. Pekerja renran di Indonesia mengalami sedikit penurunan semenjak tahun 2003, meskipun mayoritas pekerja (62%) masih tergolong sebagai pekerja yang rentan. Produktivitas pekerja juga mengalami peningkatan yang cukup baik, dimana rata-rata per-tahunnya mencapai 4,3% dalam periode tahun 2000 hingga 2007.

Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990 dan 2015
Indikator pertama adalah prevalensi anak usia di bawah lima tahun (balita) dengan berat badan kurang. Angka saat ini adalah 28% dan nampaknya akan meningkat. Dengan angka ini, jelas kita tidak (akan) mencapai target. Indikator kedua adalah proporsi penduduk yang mengkonsumsi kebutuhan minimum per-harinya. Dengan menggunakan perhitungan FAO, tampaknya Indonesia masih berada di jalur yang benar untuk mencapai target MDGs ini.

Posted by medica chemistry On 20.10 No comments READ FULL POST

Target 6A: "Menghentikan dan mulai membalikkan tren penyebaran HIV dan AIDS pada 2015"
Prevalensi saat ini adalah 5,6 per 100.000 orang di tingkat nasional namun pada saat ini tidak ada indikasi bahwa kita telah menghentikan laju penyebaran HIV dan AIDS. Meskipun demikian, kita semestinya bisa melakukannya. Hampir semua data yang ada berikut ini, terkait dengan kelompok-kelompok berisiko tinggi.
Prevalensi HIV - Para pengguna napza jarum suntik 2003: Jawa Barat, 43%. PSK perempuan 2003: Jakarta, 6%; Tanah Papua 17%. PSK laki-laki 2004: Jakarta, 4%. Narapidana 2003: Jakarta, 20%.
Tes - Melakukan tes selama 12 bulan terakhir dan mengetahui hasilnya, 2004-2005: PSK perempuan, 15%; pelanggan pekerja seks, 3%; pengguna napza jarum suntik 18%; laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, 15%.
Pengetahuan - Proporsi kelompok yang tahu bagaimana mencegah infeksi dan menolak kesalahpengertian utama 2004: PSK, 24%; pelanggan pekerja seks, 24%; laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, 43%; pengguna napza jarum suntik,7%.

Target 6B: "Tersedianya akses universal untuk perawatn terhadap HIV/AIDS bagi yang memerlukan, pada 2010"
Untuk target ini, belum ada data tersedia.

Target 6C: "Menghentikan dan mulai membalikkan kecenderungan persebaran malaria dan penyakit-penyakit utama lainnya pada 2015"
Malaria - Tingkat kejadian hingga 18.6 juta kasus per tahun. Jumlah ini mungkin sudah turun. Tuberkulosis (TBC) - Prevalensi: 262 per 100.000 atau setara dengan 582.000 kasus setiap tahunnya. Deteksi kasus: 76%. Angka keberhasilan pengobatan DOTS: lebih dari 91%.

Posted by medica chemistry On 20.09 No comments READ FULL POST

4 Okt 2012


Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga professional. Standar praktik keperawatan adalah ekpektasi/harapan-harapan minimal dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis.

Standar praktik keperawatan merupakan komitmen profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.

Lingkup Standar Praktik Keperawatan Indonesia meliputi :
1.  Standar Praktik Professional
  a.  Standar I Pengkajian
  b.  Standar II Diagnosa Keperawatan
  c.  Standar III Perencanaan
  d.  Standar IV Pelaksanaan Tindakan (Impelementasi)
  e.  Standar V Evaluasi

2.  Standar Kinerja Professional
  a.  Standar I Jaminan Mutu
  b.  Standar II Pendidikan
  c.  Standar III Penilaian Kerja
  d.  Standar IV Kesejawatan (collegial)
  e.  Standar V Etik
  f.  Standar VI Kolaborasi
  g.  Standar VII Riset
  h.  Standar VIII Pemanfaatan sumber-sumber

Detail mengenai standar praktek bisa di download  di sini

Posted by medica chemistry On 20.27 No comments READ FULL POST

Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajatkesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Kesehatan sebagai hak sasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat yang memiliki masalah fisik, mental maupun sosial di berbagai tatanan pelayanan kesehatan

Untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar kerja atau dunia usaha dan industri maka perlu ada standar profesi agar terwujud hubungan imbal balik yang positif. Standar profesi ini juga dapat digunakan oleh pemerintah alam mengembangkan kebijakan secara makro

Standar profesi perawat Indonesia ditetapkan untuk memastikan asyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperawatan yang kompeten dan aman.

Detail mengenai standar kompetensi bisa di download di link berikut :

download standar kompetensi di sini
Posted by medica chemistry On 20.19 No comments READ FULL POST

Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan memburuk (Wilkinson, 2006).

Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen organisasi. Dalam pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar bagaimana proses pengembangan tersebut. Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial juga harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan (Kawonal, 2000).

Setiap hari perawat bekerja sesuai standar – standar yang ada seperti merancang kebutuhan dan jumlah tenaga berdasarkan volume kerja, standar pemerataan dan distribusi pasien dalam unit khusus, standar pendidikan bagi perawat professional sebagai persyaratan agar dapat masuk dan praktek dalam tatanan pelayanan keperawatan professional (Suparti, 2005)

PPNI telah menyusun Standar  Asuhan Keperawatan sebagai panduan bagi perawat Indonesia untuk melakukan Asuhan Keperawatannya.

Detail mengenai standar asuhan keperawatan bisa diperoleh di kantor sekretariat PPNI

Posted by medica chemistry On 20.14 No comments READ FULL POST

Berkat bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas pengabdian untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah air, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyadari bahwa perawat Indonesia yang berjiwa pancasila dan UUD 1945 merasa terpanggil untuk menunaikan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung jawab, berpedoman kepada dasar-dasar seperti tertera di bawah ini:

Perawat dan Klien
1.  Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan social.
2.  Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien
3.  Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan
4.  Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Perawat dan Praktik
1.  Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus
2.  Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3.  Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
4.  Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku professional

Perawat dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

Perawat dan Teman Sejawat
1.  Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
2.  Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.

Perawat dan Profesi
1.  Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
2.  Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan
3.  Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi
Posted by medica chemistry On 20.10 No comments READ FULL POST

Berdasarkan penggunaan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan ini, maka keperawatan dan juga profesi perawat dapat dikatakan sebagai profesi yang sejajar dengan profesi dokter, apoteker, dokter gigi, radiologi, dan lain-lain. Maka untuk itulah dikatakan bahwa perawat adalah sebuah profesi.
Keperawatan bisa dikatakan sebagai sebagai sebuah profesi karena memiliki beberapa hal. Beberapa hal yang menjadikan keperawatan sebagai profesi adalah sebagai berikut :

1.  Landasan ilmu pengetahuan yang jelas (Scientific Nursing). Landasan ilmu pengetahuan keperawatan yang dimaksud itu adalah diantaranya cabang ilmu keperawatan klinik, ilmu keperawatan dasar, cabang ilmu keperawatan komunitas , cabang ilmu penunjang.
2.  Mempunyai kode etik profesi. Satu hal bahwa keperawatan adalah profesi salah satunya mempunyai kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan pada tiap negara berbeda-beda akan tetapi pada prinsipnya adalah sama yaitu berlandaskan etika keperawatan yang dimilikinya, dan di negara Indonesia memiliki kode etik keperawatan yang telah ditetapkan pada musyawarah nasional dengan nama kode etik keperawatan Indonesia.
3.  Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi. Perawat sebagai profesi karena Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan keperawatan telah dikembangkan dengan mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai dari jenjang D III Keperawatan sampai dengan S3 akan dikembangkan.
4.  Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi. Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian asuhan keperawatan (askep) dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan. Pelayanan / askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien, berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan.
5.  Mempunyai perhimpunan Organisasi Profesi. Perawat dikatakan sebagai profesi karena keperawatan memiliki organisasi profesi sendiri yaitu PPNI. Profesi perawat diakui karena memang keperawatan harus memiliki organisasi profesi yakni yang disebut dengan PPNI. organisasi profesi ini sangat menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam inovasi keperawatan di Indonesia.
6.  Pemberlakuan Kode etik keperawatan. Profesi perawat dikatakan sebagai sebuah profesi karena dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
7.  Otonomi. Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan ( KepMenKes No.1239 Tahun 2001 ).


Lihat Juga
Kode Etik Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan
Standar Kompetensi Perawat
Standar Praktik Perawat

Posted by medica chemistry On 19.51 No comments READ FULL POST

Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup:

1.  Pendidikan Vokasional; yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
2.  Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu
3.  Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
4.  Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor.
Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui kelengkapan sebagai suatu profesi.

Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan berbagai dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh seluruh komponen keperawatan indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah kemendiknas dan kemkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang Tinggi.dan sejak itu pulalah mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program pertamannya dibuka tahun 1985.

Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality (HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. dan semua standar tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan sat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia.

Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini sekilas saya sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level KKNI;

Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia:
1.  Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan tertentu sebagai perawat
2.  Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang mengcakup program sarjana, magister, doktor.
3.  Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi perawat.

Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar:
1.  Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan Ahli Madya Keperawatan (AMD.Kep)
2.  Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya mendapat sebutan Ners(Nurse),sebutan gelarnya (Ns)
3.  Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar (M.Kep)
4.  Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:
A.  Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)
B.  Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)
C.  Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)
D.  Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)
E.  Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)
F.  Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)

Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai berikut:
1.  Diploma tiga Keperawatan - Level KKNI 5
2.  Ners (Sarjana+Ners) - Level KKNI 7
3.  Magister keperawatan - Level KKNI 8
4.  Ners Spesialis Keperawatan - Level KKNI 8
5.  Doktor keperawatan - Level KKNI 9

Kutipan dari Naskah Akademik Pendidikan keperawatan Indonesia oleh PPNI,AIPNI,AIPDIKI dan dukungan dari Kemendiknas (Project HPEQ 2009-2015)
- Sunardi- Bidang Oragnisasi, Anggota Komponen I HPEQ wakil PPNI
Posted by medica chemistry On 19.41 No comments READ FULL POST

Tujuan Pembangunan Milenium (bahasa Inggris : Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. [1] Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. [2] Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015

Tujuan
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua negara:

Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Pendapatan populasi dunia sehari $10000.
Menurunkan angka kemiskinan.

Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.

Menurunkan angka kematian anak
Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.

Meningkatkan kesehatan ibu
Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.

Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.

Memastikan kelestarian lingkungan hidup
Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.
Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.
Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.

Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang.
Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.
Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang
Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia
Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut. Tujuan Tujuan Pembangunan Milenium ini menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan ini. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.[2]
Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik. [3] [4]
Kontroversi

Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun 2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti pendidikan, kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan membutuhkan biaya yang cukup besar. Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, per 31 Agustus 2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada tahun 2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54 triliun (2015) rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran utang Indonesia, baru menurun drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah pembayaran utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs.
Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Don K Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara Selatan untuk mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan utang, tanpa syarat dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA (official development assistance) yang tidak bermanfaat untuk Indonesia [5]. Menanggapi pendapat tentang kemungkinan Indonesia gagal mencapai tujuan MDGs apabila beban mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan pencapaian MDG pada tahun 2015 serta beban pembayaran utang diambil dari APBN pada tahun 2009-2015, Sekretaris Utama Menneg PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendapat apabila bisa dibuktikan MDGs tidak tercapai di 2015, sebagian utang bisa dikonversi untuk bantu itu. Pada tahun 2010 hingga 2012 pemerintah dapat mengajukan renegosiasi utang. Beberapa negara maju telah berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary consensus) untuk memberikan bantuan. Hasil kesepakatan yang didapat adalah untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7 persen dari GDP mereka untuk membantu negara miskin atau negara yang pencapaiannya masih di bawah. Namun konsensus ini belum dipenuhi banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara yang memenuhi sebagian besar ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7 persen.

Referensi
^ (Inggris) Badan PBB untuk Program Pembangunan: Informasi Dasar Tujuan Pembangunan Milenium
^ a b (Inggris) Situs PBB untuk Tujuan Pembangunan Milenium
^ (Inggris) Indonesia Progress Report on the Millenium Development Goals, 2004
^ Situs Bappenas Laporan Millenium Development Goals (MDG) Indonesia
^ Okezone: Pencapaian Target MDGs Terkendala Beban Utang
^ Kompas:Pemerintah Akan Renegosiasi Utang Untuk Capai Target MDGs
Posted by medica chemistry On 18.57 No comments READ FULL POST

1 Okt 2012




Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola perilaku dan berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain yang melekat dan terus ada, termasuk presepsi, sikap, dan emosi diri tentang diri sendiri dan dunia. Karakterisitk dan perilaku tersebut konsisten dalam berbagai situasi dan tidak mudah diubah. Individu biasanya tidak menayadri kepribadian mereka. Banyak faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang: beberapa berasal dari struktur biologi dan genetic, dan sebagian lainnya didapat ketika seseorang berkembang dan berinteraksi denagn lingkungan dan orang lain.
Gangguan kepribadian didiagnosis saat sifat kepribadian individu menjadi kaku dan maladaptive dan secara signifikan mengganggu cara individu melakukan fungsi dalam masyarakat atau menyebabkan distress emosional individu. Gangguan kepribadian dapat berlangsung lama karena karakteristik kepribadian tidak mudah diubah.
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Text Revision (DSM-IV-TR) mengklasifikasikan gangguan kepribadian ke dalam “kelompok-kelompok”, atau kategori berdasarkan gambaran gangguan yang utama atau yang teridentifikasi:
·        Kelompok A mencakup individu yang perilakunya tampak aneh atau eksentrik dan termasuk gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal.
·        Kelompok B mancakup individu yang tampak daramatis, emosional, atau tidak lazimdan termasuk gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik, dan narsisitik.
·        Kelompok C mencakup indicidu yang tampak cemas atau ketakutan dan termasuk gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif-kompulsif.

Gangguan Kepribadian
Gejala/Karakteristik
Intervensi Keperawatan
Paranoid
Tidak percaya dan curiga terhadap orang lain, berhati-hati, afek terbatas.
Pendekatan serius dan terus terang; ajarkan klienuntuk memvalidasi ide sebelum bertindak; libatkan klien dalam perencanaan terapi.

Skizoid
Memisahkan diri dari hubungan sosial; lebih berkutat dengan benda daripada dengan orang-orang.
Tingakatkan fungsi klien dalam masyarakat; bantu klien untuk mendapatkan menejer kasus.
Skizotipal
Ketidaknyaman akut dalam hubungan; gangguan kognitif atau presepsi; perilaku eksentrik.
Kembangkan keterampilan perawatan diri; tingkatkan fungsi masyarakat; latihan keterampilan sosial.
Antisosial
Tidak memeperhatikan hak ornag lain, aturan, dan hukum.
Penetapan batasan; konfrontasi; ajarkan klien untuk menyelesaikan masalah secara efektif dan mengatasi emosi marah atau frustasi.
Ambang
Ketidakstabilan hubungan, citra diri, dan afek; impulsivitas; mencederai diri.
Tingkatkan keamanan; bantu klien mengatasi dan mengendalikan emosi; teknik restrukturisasi kognitif; pengaturan waktu; ajarkan keterampilan sosial.
Histrionik
Emosi dan mencari perhatian yang berlebihan.
Ajarkan keterampilan sosial; berikan umpan balik faktual tentang perilaku.
Narsisitik
Grandiositas; kurang empati; ingin dikagumi.
Pendekatan sesuai fakta; lakukan kerja sama dalam terapi yang diperlukan; ajarkan klien keterampilan perawatan diri yang dibutuhkan.
Menghindar
Inhibisi sosial; perasaan tidak mampu; hipersensitif terhadap evaluasi negatif.
Dukung dan tenangkan; teknik restrukturisasi kognitif; tingkatkan harga diri.
Dependen
Perilaku tunduk dan patuh; kebutuhan yang berlebihan untuk dijaga.
Bantu perkembangan kepercayaan diri dan otonomi klien; ajarkan keterampilan penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan; teknik restrukturisasi kognitif.

Obsesif-Kompulsif
Preokupasi denga peraturan, kesempurnaan, dan penegndalian.
Dorong untuk bernegosiasi dengan orang lain; bantu klien untuk membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu; teknik restrukturisasi kognitif.
Depresif
Pola kognisi dan perilaku depresif dalam berbagai konteks.
Kaji resiko mencederai diri; berikan umpan balik factual; tingkatkan harga diri; tingkatkan keterlibatan dalam aktivitas.
Pasif-Agresif
Pola sikap negatif dan perlawanan pasif atas tuntunan performa yang adekuat dalam situasi sosial dan okupasional
Bantu klien untuk mengindentifikasi perasaan dan mengungkapkannyasecara langsung; bantu klien untuk mempelajari perasaan dan perilakunya secara realistiss.

 Gejala Umum
Individu dengan gangguan kepribadian sarat dengan pelbagai pengalaman konflik dan ketidakstabilan dalam beberapa aspek dalam kehidupan mereka. Gejala secara umum gangguan kepribadian berdasarkan kriteria dalam setiap kategori yang ada.
 Secara umum gangguan ini klasifikasikan berdasarkan;
1.      Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari social expectation. Penyimpangan pola tersebut pada satu atau lebih;
-        cara berpikir (kognisi) termasuk perubahan persepsi dan interpretasi terhadap dirinya, orang lain dan waktu
-        - afeksi (respon emosional terhadap terhadap diri sendiri, labil, intensitas dan cakupan)
-        - fungsi-fungsi interpersonal
-        - dan kontrol terhadap impuls
2.      Gangguan-gangguan tersebut bersifat menetap dalam diri pribadi individu dan berpengaruh pada situasi sosial.
3.      Gangguan kepribadian yang terbentuk berhubungan erat dengan pembentukan distress atau memburuknya hubungan sosial, permasalahan kerja atau fungsi-fungsi sosial penting lainnya.
4.      Pola gangguan bersifat stabil dengan durasi lama dan gangguan tersebut dapat muncul dan memuncak menjelang memasuki dewasa dan tidak terbatas pada episode penyakit jiwa
5.      Gangguan pola kepribadian tidak disebabkan oleh efek-efek psikologis yang muncul yang disebabkan oleh kondisi medis seperti luka di kepala.

Resiko Gangguan Kepribadian
Individu yang tidak segera melakukan pengobatan, gangguan kepribadian dapat berdampak pada;
1.      Isolasi sosial, kehilangan sahabat-sahabat terdekat yang disebabkan ketidakmampuan untuk menjalani hubungan yang sehat, rasa malu yang disebabkan putusnya hubungan dengan masyarakat
2.      Bunuh diri, melukai diri sendiri sering terjadi pada individu yang mengalami gangguan kepribadian ambang dan cluster B
3.      Ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan
4.      Depresi, kecemasan dan gangguan makan. Untuk semua cluster mempunyai resiko berkembangnya problema psikologis lainnya
5.      Perilaku berbahaya yang dapat merusak diri sendiri. Penderita gangguan kepribadian ambang berpotensi melakukan tindakan berbahaya, tanpa perhitungan seperti terlibat pada seks bebas beresiko atau terlibat dalam perjudian. Pada gangguan kepribadian dependen beresiko mengalami pelecehan seksual, emosional, atau kekerasan fisik karena individu ini hanya mengutamakan pada bertahan hubungan semata (bergantung pada orang tersebut)
6.      Kekerasan atau bahkan pembunuhan. Perilaku agresif pada gangguan kepribadian paranoid dan antisosial
7.      Tindakan kriminal. Gangguan kepribadian antisosial mempunyai resiko lebih besar melakukan tindakan kriminal. Hal ini dapat mengakibatkan diri bersangkutan dipenjara
Gangguan simtom yang ada dapat menjadi lebih buruk dikemudian hari bila tidak mendapatkan perawatan secara baik
Posted by medica chemistry On 20.22 No comments READ FULL POST

Follower

    Blogger news

    Blogroll

    About