30 Sep 2012


Konflik peran (role conflict) sering terjadi pada orang yang memegang sejumlah peran yang berbeda macamnya . Menurut Broadweel, 1983 konflik peran merupakan tidak adanya kesesuaian harapan peran.
Macam-macam konflik peran :
v  Konflik antarperan (inter-role conflict)
Contoh : Seorang wanita yang mempunyai peran menjadi seeorang ibu rumah tangga dan seeorang perawat.
v  Konflik dalam peran (intra-role conflict)
Disebabkan ketidakjelasan perilaku yang diharapkan dari posisi tertentu.  

Elemen konflik peran pribadi:
1.      Intersender conflict adalah konflik yang terjadi akibat perbedan persepsi tipe kepribadian.
2.      Intrasender conflict adalah  konflik akibat pelimpahan tugas diluar tanggung jawab dan wewenang
3.       Person role's conflict adalah konflik peran, tugas, wewenang yang tidak sesuai keinginan.
4.       Interroles conflict adalah konflik persaingan antar sesama.

Role Strain
Merupakan harapan – harapan yang bertentangan dalam satu peran tang sama, yang disebabkan karena peran apapun sering menuntut adanya interaksi dengan berbagai status lain yang berbeda.

Konflik Peran Gender
Peran gender merupakan suatu set perilaku yan diharapkan (norma-norma) untuk laki – laki dan perempuan. Bervariasinya peran gender di antara berbagai budaya serta jangka waktu menunjukkan bahwa budaya memang membentuk peran gender kita (Myers 1996).
Konflik peran gender merupakan suatu keadaan psikologis, dimana sosialisasi peran gender memiliki konsekwensi negatif terhadap orang tesebut ataupun orang lain (O’Neil,Good dan Holmes 1995).
Kondisi yang menimbulkan konflik peran gender
·          Dominasi laki – laki pada masyarakat ini tampil dalam norma – norma yang dijalani. Laki – laki pada masyarakat ini yang membentuk kelompok kekerabatan, memiliki hak bicara dan memutuskan dalam permasyalahan adat. Peran sebagai laki laki ini disosialisasikan dengan ketat , dari orang tua kepada anak – anaknya, demikian dengan institusi – institusi yang ada, seperti kelembagaan adat(Ihromi 1975).
·          Peran – peran wanita pada masyarakat ini tidak hanya menyangkut garis keturunan namun juga kelanjutan kelompok keluarga dari segala aspek termasuk mencari nafkah. (Prindivile 1980).
·          Peran gender yang pada awalnya diterima, kemudian menimbulkan sesuatu ambivalensi karena pada kenyataannya tidak sesuai dengan peran tradisional.
·          Pada sebagian orang, konflik-konflik peran gender ini berusaha untuk diselesaikan, sehingga transformasi peran genjer mulai tampak dan dapat diterima oleh masyarakat.
·          Konflik peran gender merupakan imlikasi dari permasalahan – permasalahan kognitif, emosional, ketidaksadaran atau perilaku yang disebabkan oleh peran – peran gender yag dipelajari pada masyarakat yang seksis dan patriachal.
Faktor - faktor yang berhubungan dengan konflik peran gender:
Ø  Permasalahan kesehatan mental
Ø  Ras, kelas sosial
Ø  Tahapan kehidupan
Ø  Latar belakang etnik
Penyelesaian konflik peran gender :
-   Dalam menhadapi permasalahan gender serta berbagai efek negatif, seperti ketimpangan, ketidak adilan, seksisme dll; baik perempuan maupun laki – laki harus berubah agar berkembang menjadi lebih fleksibel.
-   Merubah komseptualisasi tentang maskulinitas, diharapkan laki – laki mengembangkan peran yang jauh lebih fleksibel, mendefinisikan lebih luas tentang kepribadiannya, lebih kaya emosi serta lebih peduli dalam berhubungan dengan perempuan, anak – anak mereka dan laki – laki yang lain.
Posted by medica chemistry On 22.11 No comments

0 komentar :

Posting Komentar

Follower

    Blogger news

    Blogroll

    About